Cerita dibawah ini merupakan sebuah artikel outbound, dimana ada pelajaran kecil yang nilainya cukup besar jika kita dapat mencerna cerita dibawah ini dengan seksama. Begini ceritanya…
Pada suatu hari di dasar laut seekor anak kerang mengadu dan mengaduh kepada ibunya, dia bercerita bahwa ada sebutir pasir tajam yang masuk kedalam tubuhnya yang merah dan lembek. Rasanya sakit bukan alang kepalang.
Namun, Anakku, kata sang ibu bercucuran air mata, Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, satu tanganpun, sehingga ibu tidak bisa menolongmu.
Sakit sekali, aku tahu anakku, tapi terimalah sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu, jangan terlalu lincah lagi, kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit.
Balutlah pasir dengan getah perutmu, hanya itu yang bisa kau perbuat, tambah ibunya dengan sendu dan lembut.
Anak kerangpun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tapi rasa sakit bukan alang kepalang kerap kali menderanya. Kadang ditengah kesakitan dia meragukan nasihat bundanya.
Dengan air mta bercucuran, dia tetap bertahan bertahun – tahun.
Waktu terus bergulir, tanpa dia sadari sebutir mutiara telah tumbuh didalam dagingnya, makin hari makin halus.
Rasa sakitpun makin berkurang, semakin lama mutiaranya semakin membesar, dan rasa sakitpun mulai terasa semakin wajar. Akhirnya, setelah sekian tahun menderita, sebutir mutiara besar yang bersih mengkilap dan berharga mahalpun terbentuk dengan sempurna.
Penderitaan yang selama ini dia rasakan telah berbuah manis menjadi sebuah mutiara yang indah luar biasa. Dirinya kini, jauh lebih berharga dibanding kerang – kerang lain yang dijadikan santapan manusia di pinggir jalan.
Cerita di atas adalah sebuah paradigma yang menjelaskan bahwa penderitaan adalah lorong transendental untuk menjadikan “kerang biasa” menjadi “kerang luar biasa”.
Dengan itu saya hendak mempertegas salah satu tesis saya dalam buku ini bahwa kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah “orang biasa” menjadi “orang luar biasa”. Jadi jika Anda sedang menderita hari ini, apa pun sebabnya.
Saya sarankan: bersiap-siaplah menjadi “orang luar biasa”.
Juga bersiap-siaplah menjadi orang bijak.
Orang bijak adalah orang yang sudah mampu memahami kehidupan secara lebih integral, mengenal kepalsuan-kepalsuannya, paradoks-paradoknya, dan menemukan hakikat kehidupan itu sendiri.
BACA JUGA