Hobby Jadi Kerjaan? Kenapa Engga?!

Hobby jadi kerjaan dan dibayar untuk mengerjakan apa yang kita suka? Mau banget! Some peoples have all the luck. Kuliah di jurusan pilihan, di kampus favorit pula. Begitu lulus langsung kerja di bidang yang diinginkan. Sebenarnya kita juga bisa jadi orang yang beruntung seperti itu. Jadikan hobby sebagai profesi kerjaan!
offroad di bogor. offroad di puncak, outbound di bogor, outbound di puncak,
Komersial, Nih
Bukan mustahil, kok, menjadikan hobi sebagai sumber penghasilan kita, seperti jadi penyanyi pro karena senang menyanyi atau punya show kuliner sendiri karena senang masak. Tetapi itu memang nggak gampang. Ada beberapa hal yang perlu kita pahami sebelum melaksanakan niat ini.
Hal pertama adalah melihat peluang komersial dari hobi kita. Nggak semua hobi dapat menghasilkan sesuatu yang bernilai jual. Hobi yang bisa dijadikan profesi adalah hobi yang bisa jadi sumber bisnis. Contohnya fotografi atau kerajinan tangan yang menghasilkan produk seperti hiasan rambut, kotak serbaguna, dan masih banyak lagi.
Mau Mulai?.
Biasanya nih, kendala terbesar kita adalah cara memulainya. Mendengar banyak orang jadi tajir karena hobi sih sering, tapi untuk mengaplikasikan contoh tersebut pada diri sendiri rasanya susah banget. Kita bisa mulai dari teman-teman dekat. Contohnya, hobi kita membuat kartu ucapan. Mula-mula, kita bisa menawarkannya pada teman nongkrong atau saudara. Jika laris manis, itu berarti hobi kita punya peluang bisnis. Mulai, deh, titipin karya kita ke tempat yang lebih umum seperti toko atau bikin website untuk jualan secara online.
Bergabung dalam komunitas yang memiliki kesamaan hobi akan sangat membantu. Manfaatkan milis-milis hobi, dong! Bukan hanya memperluas pangsa pasar, di sini kita juga bisa sharing mengenai peluang bisnis dari hobi kita itu. Peluang mendapat rekan bisnis pun terbuka lebar. Semakin banyak komunitas, semakin baik. Di zaman sekarang, kemajuan teknologi benar-benar membawa berkah buat yang jeli melihat peluang bisnis. Kita bisa mencoba memasarkan barang-barang hasil produksi hobi kita di dunia maya. Saat ini, nggak sedikit orang yang ‘jualan’ di website atau blog pribadi. Proses transaksi yang nggak ribet dan bisa dilakukan sambil kerja atau sambil santai di rumah.
Penting diingat bahwa dalam bisnis pasti ada saja kendalanya. Nggak sedikit hobi yang masih terlalu berisiko untuk langsung dijadikan profesi utama. Apalagi kalau hobi kita itu sangat spesifik seperti membuat pergamano, paper tole atau art clay. Biar sukses memasarkannya, lagi-lagi diperlukan jaringan yang luas. Jika kita nggak beruntung menjadikan hobi sebagai bisnis, carilah pekerjaan yang bisa menyalurkan hobi kita. Misalnya, kita suka banget menuangkan pikiran dalam bentuk tulisan di blog atau buku harian. Kenapa nggak melamar jadi reporter di majalah? Apalagi jadi penulis nggak perlu pendidikan khusus. Yang penting memang suka dan tulisannya enak dibaca!
Demikian juga halnya dengan hobi desain, kita bisa bergabung dengan tim kreatif di perusahaan advertising atau majalah. Hobi mengutak-atik komputer juga bisa kita salurkan dengan gabung di divisi Teknologi Informasi. Selain hobi tersalurkan, kita mendapatkan bayaran untuk hasil kerja kita. Asyik!
HARUS PUNYA INI..
Menjadikan hobi sebagai profesi juga harus didukung oleh hal-hal berikut:
Tekun dan rajin mengasah
Senang saja nggak cukup untuk jadi alasan memulai bisnis dari hobi. Kita harus menjadi ahli agar mampu bersaing dan bertahan. Makanya perlu banget, tuh, terus-menerus mengasah kemampuan. Mengorbankan waktu, dana, ikut pelatihan, rajin mencari informasi di berbagai media adalah beberapa cara untuk mengoptimalkan hobi kita.
Cerdas kelola emosi
Keunggulan menjalani hobi sebagai bisnis, kita memiliki ‘jiwa’ pada pekerjaan itu. Tetapi menjalani hobi sebagai kesenangan tekanannya akan berbeda begitu dijadikan sumber penghasilan. Kalau semangat dan antusiasme tidak kita kelola terus-menerus, semangat bisa kendor ketika menghadapi masalah. Dibutuhkan komitmen kuat agar kita juga konsisten menjalani profesi ini.
Perluas ilmu
Agar bisnis berjalan lancar, nggak ada salahnya mempelajari ilmu
lain yang mendukung, seperti ilmu manajemen dan marketing. Dengan mempelajari keduanya, kita punya pegangan untuk menjalankan bisnis dengan baik. lalas sekolah lagi? Banyak membaca, ikut pelatihan, atau bertanya kepada teman dengan latar belakang pendidikan tersebut cukup membantu, kok!.
Kalau memang kita nggak suka bekerja dengan aturan dan waktu tetap seperti yang diterapkan pada perusahaan-perusahaan, bisa saja memilih untuk memulai bisnis sendiri.
Sebelum mulai usaha sendiri pastikan dulu kita punya:
MODAL
Pertama sih, modal uang. Kita perlu manganalisis seberapa besar modal yang kita butuhkan sebelum memulai bisnis. Pastikan kita tahu keadaan pasar dan gambaran kasar pengeluaran kita.
PELUANG
Perlu diperhatikan juga besarnya peluang untuk memasarkan produk. Karena itu, kita juga perlu melihat daya beli masyarakat akan produk kita. Jangan pakai bahan dasar yang terlalu mahal untuk menekan biaya produksi, sehingga produk kita bisa dijual dengan harga terjangkau.
KEBERUNTUNGAN
Faktor terakhir, tidak dapat dipungkiri, adalah faktor yang bisa mengubah seluruh keadaan. Kalau belum rezeki, tabah, ya….
ANTI GAGAL
Namanya juga usaha. Menemui jalan buntu atau kegagalan adalah hal lumrah, tapi nggak lantas kita melulu terpuruk, dong. Praktekkan cara ini ketika kita menemui kegagalan!
EVALUASI ULANG
Coba ingat-ingat dan diurutkan bagaimana cara kita menjalankan bisnis itu. Cari tahu kelemahan dan kesalahan kita ada di mana, agar jadi pelajaran dan nggak kita ulangi lagi.
JANGAN DIDUAIN
Kalau memang niat serius di usaha sendiri (entrepreneui) sebaiknya jangan menjalani dua pekerjaan sekaligus kerja kantoran dan toko. Mengatur produksi, pemasaran, dan penjualan nggak akan beres kalau pikiran kita terbagi dua, beda kalau kita punya partner terpercaya.
LEBIH GIAT LAGI
Nggak hanya giat memproduksi barang-barang baru, tetapi juga cara memasarkannya! Sebatas mengandalkan saudara atau teman dekat sebagai pelanggan kita bikin usaha kita berjalan lambat. Berani ikutan bazar (jangan lupa bikin kartu nama yang keren dan eyecatching!) atau pameran lainnya. Kalau harga sewa stan terlalu mahal, cari pengusaha kecil lain (yang bidang jualannya beda) buat patungan.

"outbound training, outbound, brosur outbound, dunia outbound"

"outbound training, outbound, brosur outbound, dunia outbound"