Catatan Pinggir : Pesimis = Pengemis!

Catatan Pinggir : Pesimis = Pengemis

Inilah faktanya…

Salah satu ciri otak kanan adalah imajinatif, lantaran imajinatif, mereka cenderung optimis dan berani memiliki impian yang besar. Bahasa pilihan mereka adalah ” segala sesuatu itu, serba mungkin! “.

Sebaliknya, salah satu ciri otak kiri adalah realistis. Mereka cenderung pesimis dan tidak berani memiliki impian yang besar. Bahasa pilihan mereka adalah ” segala sesuatu itu harus masuk akal “.

Bagi orang yang memiliki otak kanan yang kuat, segala sesuatu itu serba mungkin!. Nothing is imposible, imposible is nothing!.

Nah, ternyata agama pun mengajarkan demikian. Adakah sesuatu yang mustahil bagi Yang Maha Kuasa?. Ternyata tidak ada’khan?, bagi Dia semua serba mungkin. Lah, sebagai orang yang beragama, kenapa kita masih berpikir, ini mustahil, itu mustahil?.

Coba bayangkan, ketika suatu bencana alam terjadi, dalam hitungan menit bahkan detik, ribuan nyawa dan miliaran asset lenyap seketika. Dia bisa bikin begitu, dalam hitungan menit!!.

Nah, sekarang mari kita bayangkan sebaliknya, apakah mungkin dalam hitungan menit Dia menjadikan kita seorang milyader?. Pasti mungkin’khan?. Jadi, kita masih beranggapan ini mustahil, itu mustahil, menurut saya itu sama saja kita mendahului Dia!, kita melangkahi Dia!.

Jelaslah sudah, tanpa otak kanan tidak ada yang namanya imajinasi. Tanpa imajinasi, tidak ada yang namanya optimisme. Tanpa Optimisme, tidak ada yang namanya impian. Tanpa impian, jangan harap akan ada sebuah visi. Dan tanpa itu semua, kita akan begitu – begitu saja. Menjadi orang – orang kebanyakan.

Makanya, tanpa bermaksud menggurui, mulailah dengan yang kanan. Maksudnya, mulailah dengan otak kanan, mulailah berimajinasi, mulailah dengan optimisme, mulailah dengan impian.

Mulailah dengan niat. Maksudnya, mulailah dengan Visi. Karena niat itu adalah visi, sesuatu yang diletakkan paling awal namun paling menentukan hasil akhir. Karena visi itu adalah gambaran besar, sesuatu yang memang berada di otak kanan.

Kemudian, barulah diikuti dengan otak kiri. Maksudnya, diikuti dengan rencana – rencana terperinci yang realistis. Hebatnya, impian tidak bisa diwakilkan kepada bawahan. Sedangkan rencana – rencana masih bisa diwakilkan kepada bawahan.

Itulah sebabnya, mereka yang kuat otak kanannya akan menjadi pemimpin, penemu atau entrepreneur. Mereka memiliki Optimisme. Mereka memiliki Impian. Mereka memiliki visi.

Sebaliknya, mereka yang kuat otak kirinya akan menjadi pengikut. Merekalah yang mempersiapkan rencana – rencana  terperinci yang realistis untuk mewujudkan impian pemimpin mereka.

Pada akhirnya, orang kanan akan mengendalikan orang kiri. Orang yang optimis mengendalikan orang yang pesimis. Orang yang memiliki impian mengendalikan orang yang tidak memiliki impian. Orang yang memiliki visi akan mengendalikan orang yang tidak memiliki visi.

Pemimpin akan mengendalikan pengikut. Atasan mengendalikan bawahan. Minoritas mengendalikan mayoritas. Kuadran kanan mengendalikan kuadran kiri.

Dan sekilas mengenai pesimis. Detik ini juga, fahamilah, pesimis itu sama seperti pengemis!.

Koq bisa?!. Coba deh kita cari persamaan antara pesimis dan pengemis.

Sama – sama suka mengeluh, suka dikasihani, menyalah – nyalahkan takdir, menganggap dunia kejam, menganggap orang lain superior, mengganggap dirinya inferior, tidak berani memiliki impian, dan masih banyak lagi hal – hal negatif yang pada akhirnya akan membatasi pola gerak dan pola pikirnya.

Dan sekiranya, setelah membaca ini, Anda masih tidak berani memiliki impian. Saran saya, carilah laut terdekat. Maksudnya : ” Kelaut aje..hehehehe!! “

By the way, iseng – iseng kita tes otak kanan dan otak kiri kita yuk!. Silahkan baca gambar yang tepat berada dibawah ini berdasarkan warnanya, bukan tulisannya. Sekali lagi, dibaca berdasarkan warnanya, bukan tulisannya. Jika bisa membaca dengan lancar, besar kemungkinan otak kanan dan otak kiri Anda sudah rukun alias kompak. Kalo masih belibet?, wah..jangan ditanya deh!hehehehe!. Mau coba?!. Monggo silahkan…

Gimana?, bisa gak?!. Apapun hasilnya, kirim komentarnya yaaaa….

Tambahan sedikit, dalam kegiatan Outbound, kita semua sama – sama belajar mengoptimalkan penggunaan otak kanan kita yang juga diseimbangkan dengan otak kiri kita. Huuummm…dalam dunia outbound, keseimbangan adalah hal terpenting dalam pengambilan keputusan!, secara emosional maupun intelektual, sehingga tidak ada pihak yang merasa dizhalimi.

"outbound training, outbound, brosur outbound, dunia outbound"

"outbound training, outbound, brosur outbound, dunia outbound"

BACA JUGA

4 Comments

Comments are closed.