Belajar dari Pengalaman untuk Perubahan Nyata
Metode Experiential Learning dalam Program Capacity Building BPJPH Halal Indonesia. Kegiatan Capacity Building BPJPH Halal Indonesia yang dilaksanakan pada 29–31 Oktober 2025 di Bogor menjadi salah satu contoh sukses penerapan metode experiential learning dalam pelatihan aparatur pemerintah.
Dikelola secara profesional oleh Dunia Outbound di bawah PT. Cantigi Anawidri Indonesia, kegiatan ini menghadirkan pengalaman belajar yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga berdampak nyata pada perubahan perilaku kerja.
Dalam konteks pelatihan ASN dan lembaga pemerintah, experiential learning terbukti efektif karena peserta tidak sekadar mendengarkan teori, melainkan mengalami langsung proses pembelajaran melalui aktivitas, refleksi, dan penerapan nilai-nilai organisasi dalam situasi nyata.
Apa Itu Experiential Learning?
Experiential learning adalah metode pembelajaran yang menekankan pada pengalaman langsung sebagai sumber utama pengetahuan.
Teori ini diperkenalkan oleh David A. Kolb, yang menyebut bahwa manusia belajar paling baik ketika mereka:
-
Mengalami langsung (Concrete Experience)
-
Merefleksikan pengalaman (Reflective Observation)
-
Membuat konsep atau pemahaman (Abstract Conceptualization)
-
Menerapkan hasil pembelajaran (Active Experimentation)
Model ini sangat sesuai untuk kegiatan seperti capacity building ASN dan pelatihan leadership, karena peserta bisa belajar sambil melakukan (learning by doing).
Penerapan Experiential Learning di Capacity Building BPJPH
Dalam kegiatan Capacity Building BPJPH Halal Indonesia, metode experiential learning diterapkan melalui berbagai aktivitas outbound yang dirancang untuk menggali nilai budaya kerja H2O (Honourable, Harmony, Ownership).
Beberapa bentuk penerapannya antara lain:
-
Simulasi dan permainan tim (Team Challenge): peserta diajak bekerja sama untuk menyelesaikan tantangan yang menggambarkan situasi kerja nyata di lingkungan BPJPH.
-
Values Expedition Game: eksplorasi nilai H2O melalui tantangan outdoor yang mendorong kolaborasi dan komunikasi.
-
Evening Reflection: sesi malam di mana peserta merenungkan pengalaman hari itu, menemukan makna, dan mengaitkannya dengan nilai organisasi.
Dengan cara ini, peserta tidak hanya memahami nilai-nilai H2O secara kognitif, tetapi juga merasakan dan menginternalisasi nilai tersebut dalam tindakan nyata.
Mengapa Experiential Learning Efektif untuk ASN?
Ada beberapa alasan mengapa metode ini sangat cocok untuk kegiatan capacity building instansi pemerintah, antara lain:
-
Pembelajaran lebih cepat dan melekat
ASN belajar melalui pengalaman langsung sehingga hasilnya lebih mudah diingat dan diterapkan. -
Melatih kolaborasi dan empati
Aktivitas kelompok membangun kerja sama lintas divisi dan memperkuat komunikasi antarpegawai. -
Mendorong refleksi diri
Sesi refleksi membantu peserta memahami hubungan antara tindakan, nilai, dan hasil kerja. -
Menciptakan perubahan perilaku nyata
Peserta terdorong untuk memperbaiki cara berpikir dan bekerja di kantor setelah kegiatan selesai.
Tak heran jika metode ini kini menjadi pendekatan utama dalam berbagai program capacity building ASN dan pelatihan kepemimpinan pemerintahan.
Hasil Nyata dari Program Capacity Building BPJPH
Selama tiga hari kegiatan di Bogor, 105 peserta BPJPH Halal Indonesia menunjukkan antusiasme luar biasa.
Banyak di antara mereka yang merasakan peningkatan semangat, kesadaran nilai, serta kedekatan emosional dengan rekan kerja.
Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam aspek:
-
Keterbukaan komunikasi antarbagian
-
Rasa tanggung jawab dan ownership
-
Kemampuan problem solving dan teamwork
Semua itu menjadi bukti bahwa penerapan experiential learning dalam pelatihan ASN mampu menghadirkan transformasi perilaku yang berkelanjutan.
Metode Experiential Learning dalam Program Capacity Building BPJPH Halal Indonesia telah terbukti efektif dalam memperkuat budaya kerja dan meningkatkan kompetensi ASN.
Melalui pendekatan ini, kegiatan seperti Capacity Building BPJPH Halal Indonesia tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga proses pembelajaran yang bermakna dan berdampak jangka panjang bagi organisasi.
Dengan dukungan PT. Cantigi Anawidri Indonesia dan tim Dunia Outbound, pelatihan ini menjadi contoh nyata bagaimana konsep learning by doing dapat menghidupkan nilai Honourable, Harmony, dan Ownership di lingkungan kerja pemerintahan.
FAQ – Metode Experiential Learning dalam Capacity Building BPJPH Halal Indonesia
1. Apa itu metode experiential learning?
Metode pembelajaran berbasis pengalaman, di mana peserta belajar melalui aktivitas langsung, refleksi, dan diskusi.
2. Mengapa metode ini digunakan dalam kegiatan BPJPH Halal Indonesia?
Karena experiential learning terbukti efektif dalam menanamkan nilai budaya kerja H2O dan meningkatkan kerja sama tim.
3. Siapa penyelenggara kegiatan ini?
Kegiatan ini sepenuhnya dikelola oleh Dunia Outbound – PT. Cantigi Anawidri Indonesia bekerja sama dengan panitia internal BPJPH.
4. Apa manfaat experiential learning untuk pegawai?
Meningkatkan keterampilan komunikasi, kolaborasi, kepemimpinan, dan tanggung jawab individu dalam tim.
5. Apakah metode ini bisa diterapkan untuk instansi lain?
Tentu! Metode experiential learning dapat disesuaikan untuk kebutuhan pelatihan di perusahaan, lembaga pemerintah, maupun organisasi pendidikan.









