Grafalogy atau cabang ilmu yang mempelajari watak manusia melalui tulisan tangan atau tanda tangan tersebut mulai berkembang di Indonesia.
Manusia sulit berpura-pura soal ” jerohannya “. Ada beragam jejak yang bisa dibaca orang tentang kepribadiannya.
Bahkan orientasi seksual pun terpampang jelas melalui beberapa anggota badan. Salah satu tanda untuk menguak hal itu adalah tulisan tangan. Dahsyat bukan?!…
Ya, grafalogy atau tulisan tangan yang sudah jarang kita lakukan seiring maraknya layanan pesan singkat dan surat elektronik itu bisa menjadi pintu gerbang buat mengorek kepribadian dan karakter kita. “Tak bisa disangkal lagi bahwa tulisan tangan seseorang itu khas.
Karakteristik bentuknya tidak bisa benar-benar ditiru oleh orang lain,” tulis Camillo Baldi dalam bukunya A Method to Recognize the Nature and Quality of a Writer. Buku ini diterbitkan tahun 1622 dan diyakini menjadi buku pertama yang menganalisis grafalogy atau tulisan tangan.
Camillo sendiri adalah dokter dan filsuf dari Italia serta guru besar di Universitas Bologna.
Grafalogy atau tulisan tangan memang bukan hasil karya tangan semata. Ada yang menyatakan bahwa tulisan tangan seharusnya disebut dengan tulisan otak sebab perintah gerak yang membuat tulisan berasal dari otak, bukan dari tangan.
“Makanya tidak aneh jika ada orang yang bisa menulis menggunakan kaki,” kata Achsinfina H.S.,CHA, grafolog yang berpraktik di kawasan Bintaro.
Menurut Sinta, begitu Achsinfina H.S.,CHA dipanggil, karakter seseorang merupakan rangsangan dari lingkungan sejak kecil hingga besar. Bentuk atau ukuran huruf seseorang bisa saja berubah, tapi gerakan spontan saat anak-anak membuat “tulisan cakar ayamnya” akan tetap terlihat.
90% lebih akurat
Untuk bisa dianalisis tentu saja kita harus menyerahkan hasil tulisan tangan kita. Sinta mensyaratkan minimal kita membuat 15 baris tulisan. “Tiga baris sih sebenarnya oke-oke saja,” kata wanita yang memperoleh Certificate Handwriting Analysis dari negeri Paman Sam ini.
Tulisan tadi harus digoreskan di atas kertas HVS berbobot sekitar 80 g tanpa garis. Mengapa polos? Baseline atau kerataan tulisan ternyata termasuk faktor yang dinilai.
Tidak ada ketentuan harus menulis apa. Bukan cerita yang dinilai. Juga tidak perlu mengerahkan ingatan bagaimana membuat tulisan halus. Grafologi tidak melihat apakah tulisan Anda cantik atau berantakan.
Cuma, untuk alat tulisnya harus menggunakan bolpoin standar. Lebih bagus warna hitam. Alat tulis seperti boxy atau pulpen, menurut Sinta, dapat membuat analisis bias sebab kuat lemah tekanan tulisan tidak terbaca.
Cukup itu saja dan tunggu “ocehan” Sinta soal watak Anda. Jangan marah atau tersinggung ketika Anda baru menyadari ada sifat negatif yang ngendon di tubuh Anda.
Mungkin Anda bingung. Kok hampir semuanya cocok ya? Intisari sendiri hanya mengiya-iyakan saja sambil tersipu-sipu ketika coretan-coretan hasil wawancara “dibaca” Sinta.
Ada beberapa karakter dan goresan yang bisa digunakan untuk mengintip karakter seseorang. “Misalnya huruf o, i, atau t,” kata Sinta. Perhatikan huruf “o” yang Anda buat. Jika tidak menutup sempurna pertanda Anda cenderung berbohong. Huruf “o” juga menguak seseorang apakah ia teliti atau tidak.
Dari penulisan huruf “i” bisa ketahuan apakah seseorang peduli pada detail atau tidak. Sementara huruf “t” akan memberikan pembacaan soal kepercayaan diri. Tentu saja analisis tidak hanya melihat satu huruf saja. Aspek lain pun akan mempengaruhi penilaian karakter seseorang.
Besar kecil huruf (yang diukur menggunakan penggaris), fluktuasi tulisan (makanya, Sinta menyuruh kita menulis di kertas tanpa garis), kecondongan tulisan (apakah miring ke kanan, tegak, atau miring ke kiri), serta lebar tulisan merupakan beberapa aspek yang turut berperan dalam penilaian. Dari kecondongan tulisan, bisa diteropong kehidupan sosialnya.
“Jika tulisannya miring ke kanan maka penulisnya memiliki kehidupan sosial yang bagus. Miring ke kiri, cenderung melihat diri sendiri sebagaicenter,” kata Sinta yang mendalami grafologi karena keisengannya ini.
Sebenarnya, semua orang bisa mempelajari grafologi ini. Tidak ada kualifikasi khusus untuk menjadi grafolog. Hanya kemampuan untuk disiplin saja modalnya. Soal keakuratan penilaian, Sinta menyatakan bahwa di atas 90% analisisnya sesuai dengan karakter ternilai.
PELATIHAN PADU OUTBOUND TRAINING DAN GRAFOLOGY
Melihat begitu banyak manfaat yang dapat diambil dari ilmu Grafology, tim Dunia Outbound merancang sebuah pelatihan yang mengkombinasikan Grafology dan Aktifitas Outbound Training. Dahsyat bukan?!.
Apa saja manfaat pelatihan ini?
Setelah mengikuti pelatihan ini, secara umum peserta diharapkan dapat lebih mengenal diri sendiri, rekan kerja ataupun rekan bisnis secara lebih proporsional.
Beberapa keunggulan graf-outbound adalah :
• Meningkatkan Motivasi dan dorongan yang ada dalam diri
• Meningkatkan Ke-stabilan emosi
• Menilai dan menelaah lebih tepat bidang/minat yang sesuai
• Meningkatkan ketahanan mental
• Kecenderungan intelektual
• Lebih Mengenal kekuatan dan kelemahan diri
Durasi Kegiatan 2 Hari 1 Malam
Lokasi Sesuai kesepakatan bersama.
Lalu, berapa nilai rupiah yang harus diinvestasikan untuk pelatihan yang dahsyat ini??.
Untuk nilai investasi dan keterangan lain tentang program ini, silahkan hubungi info@duniaoutbound.com